Minggu, 23 Desember 2012

Review 1: ABSTRACT DAN PENDAHULUAN


PENGARUH VARIABEL ASET LANCAR, DEBT TO TOTAL ASSETS, UMUR,  DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI DI KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN KOPERASI KREDIT  DI KECAMATAN BULELENG, KABUPATEN BULELENG: SEBUAH PEMODELAN EKONOMETRIKA

Putu Agus Ardiana  Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Luh Kartini Eka Sari  Jurusan Akuntansi,  Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN

1.1  ABSTRACT

This paper aims to investigate independent variables affecting profitability of cooperatives in Buleleng, Bali proxied by a ratio of earnings and total assets through an econometric modeling.We   initially identified 18 variables affecting the ratio but we then dropped a number of independent variables insignificantly affecting the ratio. Conducting 15 modelling,  the last econometric model is   a BLUE (Best Linear Unbiased Estimators)model implying that the model has no classical assumptions  problems at all. The BLUE model suggests that independent variables affecting profitability of cooperatives in Buleleng, Bali are curren assets, debt to total assets, age and the number of  member of cooperatives.

Keywords : Cooperatives, Profitability, Current Assets, Debt to Total Assets, Age, and The Number of Members of Cooperatives

1.2.  PENDAHULUAN

Salah satu masalah makroekonomi yang dihadapi oleh Indonesia saat ini adalah masih banyaknya      penduduk miskin.  Penduduk  miskin adalah penduduk yang mengkonsumsi kalori kurang dari 2.100 per kapita dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya yang paling mendasar (Panggabean,2004). Data     Badan Pusat Statistik (BPS, 2010) menunjukkan bahwa jumlah 1 penduduk miskin sampai dengan Maret 2009 mencapai 32,53 juta, 36,61% di antaranya (11,91   juta orang) tinggal di perkotaan dan 63,39% (20,62 juta orang) tinggal di pedesaan. Di sisi lain   tingkat pengangguran terbuka juga masih tinggi, yaitu mencapai 9,26  juta per Februari 2009. Data ini menunjukkan bahwa semua sektor kekuatan ekonomi termasuk koperasi belum berperan melaksanakan fungsi dan perannya dalam meningkatkan kesejahteraan, mempertinggi kualitas  kehidupan, serta memperkokoh perekonomian rakyat secara bersama melalui wadah koperasi. Jumlah koperasi pada tahun 1997 adalah 52.458 unit, sedangkan pada tahun 2009 per Juni  meningkat menjadi 166.155 unit. Dari 52.458 unit koperasi pada tahun 1997, 32.900 unit merupakan koperasi aktif dan 13.258 unit merupakan koperasi tidak aktif. Sebaliknya, yang terjadi per Juni 2009 adalah 118.616 unit dari 166.155 unit merupakan koperasi aktif dan 47.539 unit merupakan koperasi tidak aktif. Selain jumlah koperasi yang meningkat, jumlah anggota juga mengalami  peningkatan  sebesar 8.698.61 3orang. Demikian pula dengan volume usaha yangmeningkat dari Rp14.643.545,00 pada tahun 1997 menjadi Rp55.260.796,96 per Juni 2009. Rentabilitas   suatu  entitas menunjukkan  perbandingan antara  laba dengan aset atau modal yang menghasilkan laba tersebut (Riyanto,2001). Rasio rentabilitas lebih informatif daripada laba yang dilaporkan karena rasio rentabilitas menunjukkan tingkat efisiensi (sekaligus produktivitas) suatu entitas. Entitas dengan tingkat efisiensi (dan produktivitas) yang tinggi diindikasikan dengan lebih banyak output yang dihasilkan dari  input tertentu atau lebih sedikit input yang digunakan untuk menghasilkan output tertentu (Guan,  Hansen, dan Mowen, 2009). 

Dengan demikian,  maka yang harus diperhatikan oleh koperasi adalah memberdayakan aset yang terbatas untuk mencapai sisa hasil usaha (SHU) yang maksimal. Semakin tinggi tingkat rentabilitas   suatu entitas maka semakin tinggi tingkat efisiensi penggunaan modalnya. Dalam penentuan kebijakan modal kerja yang efisien, entitas dihadapkan pada masalah adanya pertukaran (trade off) antara faktor likuiditas dan profitabilitas (Van Horne, 1997). Jika entitas memutuskan  menetapkan  modal  kerja dalam jumlah  yang besar, kemungkinan  tingkat  likuditas   akan terjaga. Namun, kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada    akhirnya akan berdampak terhadap penurunan profitabilitas. Jika dipandang dari sudut pemilik     entitas, likuiditas yang tinggi  tidak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek       yang menguntungkan entitas (Tunggal, 1995). Struktur aset sangat berpengaruh terhadap     besarnya laba yang dihasilkan. Apabila proporsi aset terbesar  adalah piutang dari penyaluran kredit, maka piutang dari penyaluran kredit (kategori lancar atau performing loans)akan meningkatkan pendapatan  yang  diterima entitas karena performin loans ini merupakan income-generating asset dalambentuk pendapatan bunga (Wild, Subramanyam, dan Halsey, 2007). Dengan kata lain, semakin besar proporsi piutang dari penyaluran kredit yang dilakukan koperasi maka pendapatan koperasisemakin meningkat dan  menyebabkan peningkatan  laba yang   dihasilkan. Peningkatan laba ini akan   meningkatkan rentabilitas ekonomi koperasi. Menurut Brigham dan   Houston   (2004),   tingkat   leverage   operasi   yang tinggi memiliki konsekuensi bahwa perubahan pendapatan dalam jumlah yang relatif  kecil akan mengakibatkan perubahan   yang   besar dalam profitabilitas. Entitas yang meningkatkan utangnya akan mengkonsentrasikan risiko bisnisnya kepada para   pemilik sehingga terdapat hubungan yang positif antara  leverage dan profitabilitas. Teori yang diungkapkan oleh Brigham dan Houston (2004) tersebut dilengkapi oleh Jensen (1986). 

Menurut Jensen (1986),utang memainkan peran penting dalam memotivasi manajer untuk meningkatkan         efisiensi organisasi dan rasio  utang  yang optimal diperoleh ketika tambahan manfaat (marginal benefit) dari utang tersebut sama dengan tambahan biayanya (marginal cost). Pada   range  tertentu, yaitu pada saat marginal  benefit lebih besar daripada marginal cost, profitabilitas meningkat sampai       titik  tertentu seiring dengan meningkatnya utang. Akan tetapi,profitabilitas menurun seiring dengan meningkatnya utang pada saat marginal cost lebih besar daripada marginal benefit.Umur entitas    merupakan ukuran lamanya suatu  entitas  tersebut beroperasi. Lamanya entitas beroperasi terkait    dengan pengalaman yang dimiliki oleh entitas tersebut. Semakin banyak pengalaman  yang dimiliki berpengaruh terhadap kinerja entitas dalam melaksanakan aktivitasnya. Menurut Ebbinghaus (1885) dalam Weiss (1990), semakin tua usia atau umur 4 entitas maka efisiensi   dalam   melakukan   suatu aktivitas semakin  meningkat yang pada akhirnya meningkatkan profitabilitas entitas tersebut. Rentabilitas ekonomi  merupakan salah satu proksi  dari  profitabilitas (Husnan dan Pudjiastuti, 2002). Dengan demikian, semakin lama koperasi beroperasi maka koperasi diharapkan semakin efisien dalam melaksanakan aktivitas sehingga semakin meningkatkan rentabilitas ekonominya. Menurut Maury dan pajuste (2004), untuk entitas yang bersifat tertututp (family-controlled firms) dengan karakteristik (1) pemilik mayoritas entitas memiliki  hubungan keluarga, (2) jumlah suara terdistribusi merata di antara pemilik mayoritas, dan (3)pemilik minoritas tidak memiliki kekuatan monitoring kepada pemilik mayoritas maka terdapat hubungan yang  positif antara   jumlah   pemilik   dan   nilai   entitas   (the   firm’s   value).   Peningkatan   nilai entitas   (the   firm’s   value)   tercermin   pada peningkatan kesejahteraan pemilik (the owner’s wealth) (Ross, Westerfield,  Jaffe, Jordan,     2008). Peningkatan kesejahteraan pemilik terjadi pada saat modal akhir lebih besar daripada modal      awal akibat  dari peningkatan laba yang diperoleh.Dalamkonteks koperasi anggota merupakan          pemilik koperasi, operasinya bersifat kekeluargaan, dan jumlah suaranya   terdistribusi   merata   di   antara   anggota sehingga teori yang diungkapkan  oleh Maury dan Pajuste (2004) dapat di terapkan koperasi, semakin banyak anggota koperasi maka nilai koperasi semakin meningkat. Peningkatan nilai koperasi ini tercemin pada peningkatan sisa hasil usahanya (SHU).

Sebuah koperasi simpan pinjam dan koperasi kredit melakukan kegiatan usaha dengan cara menghimpun dan menyalurkan dana kepada anggota  dan calon anggota. Dana yang terhimpun disalurkan kepada anggota dan calon anggota melalui penyaluran kredit untuk mencegah agar tidak  ada dana koperasi yang mengaggur (idle fund) dan tidak produktif yang berimplikasi pada penurunan tingkat rentabilitas.

Kabupaten Buleleng adalah kabupaten terluas di Propinsi Bali dengan luas daerah 1.365,88 km2 atau 24,25% dari luas pulau bali. Selain sebagai daerah yang terluas, kabupaten buleleng juga memiliki jumlah penduduk yang banyak, yaitu 575,038 jiwa (BPS Bali,2010). Kecamatan Buleleng merupakan kecamatan yang jumlah koperasinya paling banyak yaitu, sebanyak 171 koperasi. Dari 171 koperasi tersebut ,27 diantaranya merupakan koperasi simpan pinjam (KSP) dan 2 koperasi merupakan koperasi kredit.

Tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi dipengaruhi oleh banyak varibel. Varibel penduga (independent variabels) yang terindentifikasi mempengaruhi rentabilitas ekonomi adalah aset lancar, rasio aset tetap dibagi untung jangka pangjang, rata-rata piutang setelah dikurangi cadangan kerugian piutang, pengumpulan piutang, profit margin, total assets turnover, total assets, total utang, utang lancar, ROI, umur, dan jumlah anggota. Dalam rangka menginvestigasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi maka perlu dirancang sebuah model ekonometrika berdasarkan independent variables yang teridentifikasi tersebut. Model ekonometrika yang    dimaksud  adalah model regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Squares) yang bersifat BLUE (Best Liniear Unbiased Estimator). Mode regresi yang bersifat BLUE ini diperoleh apabila memenuhi      tujuh asumsi klasik yang disyaratkan oleh Studenmud (2006). Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui model ekonometrika rentabilitas ekonomi di  Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Kredit di  Kecamatan Buleleng yang bersifat  BLUE,   (2)   mengetahui   pengaruh   serempak   variabel- variabel    bebas dari model ekonometrika yang BLUE tersebut  terhadap rentabilitas  ekonomi di  Koperasi    Simpan Pinjam  dan  Koperasi Kredit di Kecamatan Buleleng, dan (3)   mengetahui   pengaruh   parsial   variabel-variabel bebas dari model  ekonometrika  yang  BLUE tersebut terhadap  rentabilitas ekonomi  di  Koperasi  Simpan  Pinjam  dan  Koperasi Kredit  di  Kecamatan Buleleng.

Nama/NPM        : Nurul Rochmah/25211402
Kelas/tahun        :2EB09/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar