PENGARUH
VARIABEL ASET LANCAR, DEBT TO TOTAL ASSETS, UMUR, DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP RENTABILITAS
EKONOMI DI KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN KOPERASI KREDIT DI KECAMATAN BULELENG, KABUPATEN BULELENG:
SEBUAH PEMODELAN EKONOMETRIKA
Putu
Agus Ardiana Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana Luh Kartini Eka Sari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 ABSTRACT
This paper aims to
investigate independent variables affecting profitability of cooperatives in
Buleleng, Bali proxied by a ratio of earnings and total assets through an
econometric modeling.We initially
identified 18 variables affecting the ratio but we then dropped a number of
independent variables insignificantly affecting the ratio. Conducting 15
modelling, the last econometric model
is a BLUE (Best Linear Unbiased
Estimators)model implying that the model has no classical assumptions problems at all. The BLUE model suggests that
independent variables affecting profitability of cooperatives in Buleleng, Bali
are curren assets, debt to total assets, age and the number of member of cooperatives.
Keywords :
Cooperatives, Profitability, Current Assets, Debt to Total Assets, Age, and The
Number of Members of Cooperatives
1.2. PENDAHULUAN
Salah satu masalah
makroekonomi yang dihadapi oleh Indonesia saat ini adalah masih banyaknya penduduk miskin. Penduduk
miskin adalah penduduk yang mengkonsumsi kalori kurang dari 2.100 per
kapita dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya yang paling mendasar
(Panggabean,2004). Data Badan Pusat
Statistik (BPS, 2010) menunjukkan bahwa jumlah 1 penduduk miskin
sampai dengan Maret 2009 mencapai 32,53 juta, 36,61% di antaranya (11,91 juta orang) tinggal di perkotaan dan 63,39%
(20,62 juta orang) tinggal di pedesaan. Di sisi lain tingkat pengangguran terbuka juga masih
tinggi, yaitu mencapai 9,26 juta per
Februari 2009. Data ini menunjukkan bahwa semua sektor kekuatan ekonomi
termasuk koperasi belum berperan melaksanakan fungsi dan perannya dalam
meningkatkan kesejahteraan, mempertinggi kualitas kehidupan, serta memperkokoh perekonomian
rakyat secara bersama melalui wadah koperasi. Jumlah koperasi pada tahun 1997
adalah 52.458 unit, sedangkan pada tahun 2009 per Juni meningkat menjadi 166.155 unit. Dari 52.458
unit koperasi pada tahun 1997, 32.900 unit merupakan koperasi aktif dan 13.258
unit merupakan koperasi tidak aktif. Sebaliknya, yang terjadi per Juni 2009
adalah 118.616 unit dari 166.155 unit merupakan koperasi aktif dan 47.539 unit
merupakan koperasi tidak aktif. Selain jumlah koperasi yang meningkat, jumlah
anggota juga mengalami peningkatan sebesar 8.698.61 3orang. Demikian pula dengan
volume usaha yangmeningkat dari Rp14.643.545,00 pada tahun 1997 menjadi
Rp55.260.796,96 per Juni 2009. Rentabilitas
suatu entitas menunjukkan
perbandingan antara laba dengan
aset atau modal yang menghasilkan laba tersebut (Riyanto,2001). Rasio rentabilitas lebih informatif
daripada laba yang dilaporkan karena rasio rentabilitas menunjukkan tingkat
efisiensi (sekaligus produktivitas) suatu entitas. Entitas dengan tingkat
efisiensi (dan produktivitas)
yang tinggi diindikasikan dengan lebih banyak output yang dihasilkan dari input tertentu atau lebih sedikit input yang
digunakan untuk menghasilkan output tertentu (Guan, Hansen, dan Mowen, 2009).
Dengan
demikian, maka yang harus diperhatikan
oleh koperasi adalah memberdayakan aset yang terbatas untuk mencapai sisa hasil
usaha (SHU) yang maksimal. Semakin tinggi tingkat rentabilitas suatu entitas maka semakin tinggi tingkat
efisiensi penggunaan modalnya. Dalam penentuan kebijakan modal kerja yang
efisien, entitas dihadapkan pada masalah adanya pertukaran (trade off) antara
faktor likuiditas dan profitabilitas (Van Horne, 1997). Jika entitas
memutuskan menetapkan modal
kerja dalam jumlah yang besar,
kemungkinan tingkat likuditas
akan terjaga. Namun, kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan
menurun yang pada akhirnya akan
berdampak terhadap penurunan profitabilitas. Jika dipandang dari sudut
pemilik entitas, likuiditas yang
tinggi tidak selalu menguntungkan karena
berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat
digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang menguntungkan entitas (Tunggal,
1995). Struktur aset sangat berpengaruh terhadap besarnya laba yang dihasilkan. Apabila
proporsi aset terbesar adalah piutang
dari penyaluran kredit, maka piutang dari penyaluran kredit (kategori lancar
atau performing loans)akan meningkatkan pendapatan yang
diterima entitas karena performin loans ini merupakan income-generating
asset dalambentuk pendapatan bunga (Wild, Subramanyam, dan Halsey, 2007).
Dengan kata lain, semakin besar proporsi piutang dari penyaluran kredit yang
dilakukan koperasi maka pendapatan koperasisemakin meningkat dan menyebabkan peningkatan laba yang
dihasilkan. Peningkatan laba ini akan
meningkatkan rentabilitas ekonomi koperasi. Menurut Brigham dan Houston
(2004), tingkat leverage
operasi yang tinggi memiliki
konsekuensi bahwa perubahan pendapatan dalam jumlah yang relatif kecil akan mengakibatkan perubahan yang
besar dalam profitabilitas. Entitas yang meningkatkan utangnya akan
mengkonsentrasikan risiko bisnisnya kepada para pemilik sehingga terdapat hubungan yang
positif antara leverage dan
profitabilitas. Teori yang diungkapkan oleh Brigham dan Houston (2004) tersebut
dilengkapi oleh Jensen (1986).
Menurut Jensen (1986),utang memainkan peran
penting dalam memotivasi manajer untuk meningkatkan efisiensi organisasi dan rasio utang
yang optimal diperoleh ketika tambahan manfaat (marginal benefit) dari
utang tersebut sama dengan tambahan biayanya (marginal cost). Pada range
tertentu, yaitu pada saat marginal
benefit lebih besar daripada marginal cost, profitabilitas meningkat
sampai titik tertentu seiring dengan meningkatnya utang.
Akan tetapi,profitabilitas menurun seiring dengan meningkatnya utang pada saat
marginal cost lebih besar daripada marginal benefit.Umur entitas merupakan ukuran lamanya suatu entitas
tersebut beroperasi. Lamanya entitas beroperasi terkait dengan pengalaman yang dimiliki oleh
entitas tersebut. Semakin banyak pengalaman
yang dimiliki berpengaruh terhadap kinerja entitas dalam melaksanakan
aktivitasnya. Menurut Ebbinghaus (1885) dalam Weiss (1990), semakin tua usia
atau umur 4 entitas maka efisiensi
dalam melakukan suatu aktivitas semakin meningkat yang pada akhirnya meningkatkan
profitabilitas entitas tersebut. Rentabilitas ekonomi merupakan salah satu proksi dari
profitabilitas (Husnan dan Pudjiastuti, 2002). Dengan demikian, semakin
lama koperasi beroperasi maka koperasi diharapkan semakin efisien dalam
melaksanakan aktivitas sehingga semakin meningkatkan rentabilitas ekonominya.
Menurut Maury dan pajuste (2004), untuk entitas yang bersifat tertututp
(family-controlled firms) dengan karakteristik (1) pemilik mayoritas entitas
memiliki hubungan keluarga, (2) jumlah
suara terdistribusi merata di antara pemilik mayoritas, dan (3)pemilik
minoritas tidak memiliki kekuatan monitoring kepada pemilik mayoritas maka
terdapat hubungan yang positif
antara jumlah pemilik
dan nilai entitas
(the firm’s value).
Peningkatan nilai entitas (the
firm’s value) tercermin
pada peningkatan kesejahteraan pemilik (the owner’s wealth) (Ross,
Westerfield, Jaffe, Jordan, 2008). Peningkatan kesejahteraan pemilik
terjadi pada saat modal akhir lebih besar daripada modal awal akibat dari peningkatan laba yang
diperoleh.Dalamkonteks koperasi anggota merupakan pemilik koperasi, operasinya bersifat
kekeluargaan, dan jumlah suaranya
terdistribusi merata di
antara anggota sehingga teori
yang diungkapkan oleh Maury dan Pajuste
(2004) dapat di terapkan koperasi, semakin banyak anggota koperasi maka nilai
koperasi semakin meningkat. Peningkatan nilai koperasi ini tercemin pada peningkatan
sisa hasil usahanya (SHU).
Sebuah koperasi
simpan pinjam dan koperasi kredit melakukan kegiatan usaha dengan cara
menghimpun dan menyalurkan dana kepada anggota
dan calon anggota. Dana yang terhimpun disalurkan kepada anggota dan
calon anggota melalui penyaluran kredit untuk mencegah agar tidak ada dana koperasi yang mengaggur (idle fund)
dan tidak produktif yang berimplikasi pada penurunan tingkat rentabilitas.
Kabupaten Buleleng
adalah kabupaten terluas di Propinsi Bali dengan luas daerah 1.365,88 km2 atau
24,25% dari luas pulau bali. Selain sebagai daerah yang terluas, kabupaten
buleleng juga memiliki jumlah penduduk yang banyak, yaitu 575,038 jiwa (BPS
Bali,2010). Kecamatan Buleleng merupakan kecamatan yang jumlah koperasinya
paling banyak yaitu, sebanyak 171 koperasi. Dari 171 koperasi tersebut ,27
diantaranya merupakan koperasi simpan pinjam (KSP) dan 2 koperasi merupakan
koperasi kredit.
Tinggi rendahnya
rentabilitas ekonomi dipengaruhi oleh banyak varibel. Varibel penduga
(independent variabels) yang terindentifikasi mempengaruhi rentabilitas ekonomi
adalah aset lancar, rasio aset tetap dibagi untung jangka pangjang, rata-rata
piutang setelah dikurangi cadangan kerugian piutang, pengumpulan piutang,
profit margin, total assets turnover, total assets, total utang, utang lancar,
ROI, umur, dan jumlah anggota. Dalam rangka menginvestigasi variabel-variabel
yang berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi maka perlu dirancang sebuah
model ekonometrika berdasarkan independent variables yang teridentifikasi
tersebut. Model ekonometrika yang
dimaksud adalah model regresi
dengan metode OLS (Ordinary Least Squares) yang bersifat BLUE (Best Liniear
Unbiased Estimator). Mode regresi yang bersifat BLUE ini diperoleh apabila
memenuhi tujuh asumsi klasik yang
disyaratkan oleh Studenmud (2006). Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui
model ekonometrika rentabilitas ekonomi di
Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Kredit di Kecamatan Buleleng yang bersifat BLUE,
(2) mengetahui pengaruh
serempak variabel- variabel bebas dari model ekonometrika yang BLUE
tersebut terhadap rentabilitas ekonomi di
Koperasi Simpan Pinjam
dan Koperasi Kredit di Kecamatan
Buleleng, dan (3) mengetahui pengaruh
parsial variabel-variabel bebas
dari model ekonometrika yang
BLUE tersebut terhadap
rentabilitas ekonomi di Koperasi Simpan
Pinjam dan Koperasi Kredit di
Kecamatan Buleleng.
Nama/NPM : Nurul Rochmah/25211402
Kelas/tahun :2EB09/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar