PENGARUH VARIABEL ASET LANCAR, DEBT
TO TOTAL ASSETS, UMUR, DAN JUMLAH
ANGGOTA TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI DI KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN KOPERASI
KREDIT DI KECAMATAN BULELENG, KABUPATEN
BULELENG: SEBUAH PEMODELAN EKONOMETRIKA
Putu Agus Ardiana Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana Luh Kartini Eka Sari
Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan
memasukan 18 variabel bebas yang diduga mempengaruhi rentabilitas ekonomi.
Setelah dilakukan 15 kali pemodelan maka didapatkan model yang bersifat BLUE.
Model ke-15 kali merupakan model yang BLUE karena memenuhi tujuh asumsi klasik
seperti yang disyaratkan oleh studentmund (2006). Berdasarkan pengujian ramsey
test untuk asumsi kalsik yang pertama sampai dengan asumsi yang ketiga
diperoleh p-value untuk statisticnya adalah 0.545391 lebih besar dari pada
level of significance yang di tentukan sebesar 0.05 sehingga HO (model is not
misspesifield owing to wrong functional form) diterima. Uji asumsi klasik yang
ke-4 adalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan
uji Durbin-Watson, Breusch-Godfrey Serial Correlation LM lest, dan collelogram
of residuals tets. Dari ketiga pengujian yang dilakukan, dua pengujian
menyatakan tidak terjadi autokorelasi reidual model ke-15, sedangkan satu
pengujian (Durbin-Wtson) tidak dapat memutuskan terjadi tidaknya autokorelasi
residul model ke-15. Denagan adanya demikian, dapat disimpulakan bahwa tidak
terjadi autokorealsi pada residul model ke-15.
Pengujian
asumsi klasik yang kelima ini dilakuakn melalui white’s heteroskedasticity
test. Berdasarkan ted ini diperoleh probality (p-value) f-statistic-nya adalah 0.842423,
lebih besar dari pada level of significance 0.05 sehingga HO (errors are
homekedastic)di terima (studentmund,2006). Asumsi klasik yang keenam berkaitan
dengan multikolinearitas. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat VIF (Variance Inflation Factor). berdasarkan tabel output model 15 didapatkan nilai R2-nya
adalah di bawah 1, yaitu sebesar 0.73030862 sehingga nilai VIF-nya menjadi 3.71
nilai VIF sebesar 3,71 ini tidak mencerminkan terjadinya perfect multicolinearity.
Nilai VIF SEBESAR 3,71 ini lebih kecil daripada 5 maka dapat diartikan bahwa
tidak terjadi multicollinearity pada model 15 ini. Uji asumsi klasik yang
ketujuh ini dilakukan dengan jarque –bera normality test (JBTS). Berdasarkan
output uji ini diperoleh probality-nya (p-value) adalah 0.008495, lebih kecil
dari pada level of significance 0.05 sehingga HO (errors are nomally
distributed) ditolak. Meskipun berdasarkan pengujian jarque-bera normality test
(JBTS) disimpulkan bahwa residual modal ke-15 tidak terdistribusi normal,
residual model ini dapat di anggap terdistribusi normal (rsidual is
approximately normally distributed) karena jumlah observasi lebih besar dari
pada 30 (central limit theoren)
(studenmund, 2006).
Dari
output ke-15 ini didapatkan model regresi sebagai berikut.
Y = βo+
βX + βX
+ βX + βX + ε
i 1
1 2 2
3 3 4
4 i
Y = 0.087828
+ 1.15E-11 X – 0.070966 X – 0.005381 X
– 5.53E-05 X + ε
i 1 2 3 4 i
thit = 6.332969 (4.165571) (5.413087) (6.919911)
Sig = 0.0000 0.0002 0.0000 0.0000
R2 = 0.730862
F-statistik =
20.36676
Prob(F-statistik) =
0.000000
Keterangan:
Yi =
Rentabilitas ekonomi
βi =
Koefisien regresi
X1 =
Variabel bebas aset lancar
X2 =
Variabel bebas debt to total assets
X3 =
Variabel bebas umur
X4 =
Variabel bebas jumlah anggota
εi = Error
term (residuals)
Dari tabel output di atas diperoleh probality
(p-value) F-stasistic sebesar 0.000000 nilai ini lebih kecil dari pada level of
significance yang ditentukan sebesar 0.05 sehingga HO di tolak. Dengan kata
lain keempat variabel bebas ( aset lancar, debt to total assets, umur, dan
jumlah anggota) berpengaruh serempak terhadap rentabilitas ekonomi di koperasi
simpan pinjam dan kredit di kecamatan buleleng.
Persamaan
regresi modal ke-15 yang terdiri atas empat variabel bebas tersebut adalah:
i 1 2
3 4 i
Y = 0.087828 + 1.15E-11 X – 0.070966 X
– 0.005381 X – 5.53E-05 X + ε
i
1 2 3 4 i
Thit = 6.332969 (4.165571) (5.413087) (6.919911)
Sig = 0.0000 0.0002 0.0000 0.0000
R2 =
0.730862
F-statistik =
20.36676
Prob
(F-statistik) = 0.000000
Keterangan:
Yi = Rentabilitas ekonomi
βi = Koefisien regresi
X1 = Variabel bebas aset lancar
X2 = Variabel bebas debt to total assets
X3 = Variabel bebas umur
X4 = Variabel bebas jumlah anggota
εi = Error
term (residuals
Mengigat
p-value untuk variabel bebas aset lancar adalah 0.00000 lebih kecil daripada
0.05 (level of significance) dan tanda dari koefisien regresi adalah positif
maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas aset lancar berpenagruh positif
terhadap rentabilitas ekonomi di koperasi simpan pinjam dan koperasi kredit di
kecamatan buleleng. Berdasarkan struktur aset lancar dari tujuh koperasi
menjadi samp[el dalam penilitian ini selama periode 2005 sampai dengan 2009,
proporsi terbesar dari aset loancar adalah piutang yang berasal dari pemberian
kredit (pinjaman yang di salurkan). Semakin besar pinjaman yang dapat
disalurkan berarti menyebabkan bertambahnya pendapatan yang diterima koperasi
yang bersal dari pendapatan bunga karena pi8njaman yang dapat di salurkan ini merupakan income-generating assets.
Variabel
bebas debt to total assets berpengaruh negatif terhadapap entabilitas ekonomi
di koperasi simpah pinjam dan kredit di kecamatan buleleng karena p-value
adalah 0.0002, lebih kecil dari pada 0.05 (level of significant) dan tanda dari
koefisien regresi adalah negatif. Meningkatkan debt to total assets disebabkan
oldeh meningkatnya total uang (debt) dan meningkatnya total assets . menurut
brigham dan houstan (2004), tingkat leverage operasi yang tinggi memiliki
kosekuensi bahwa perubahan pendapatan dalam jumlah yang relatif kecil akan
mengakibatkan perubahan yang besar dalam prifitabiltas. Lebih lanjut lagi
brigham dan houston menjelaskan bahwa entitas yang meningkatkan utangnya dan
menkosengtrasikan risiko bisnisnya kepada para pemilik. Dengan denikian, dapat
sisimpuulkan bahwa terhadap hubungban
positif antara leverage dan profitabilitas. Dari tujuh koperasi yang menjadi
sampel dalam penilitian,
Lagi Brigham
danHouston menjelaskan bahwa entitas yang meningkatkan utangnya akan
mengkonsentrasikan risiko bisnisnya kepada
para pemilik. Dengan
demikian, dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara leverage dan
profitabilitas. Dari tujuh koperasi yang menjadi sampel dalam penilitain ini
selama periode 2005 sampai dengan 2009, terlihat bahwa penigkatan hubungan
sukarela lebih besar daripada peningkatan pinjaman yang dilakukan oleh koperasi
sehingga debt to total assets-nya meningkat. Menurut jensen (1986), utang
memainkan peran penting dalam memotivasi manajer untuk meningkatkan efisien
organisasdi dan rasio utang yang optimal diperoleh ketika tambahan manfaat
(marginal benefit) dari utang tersebut sama dengan tambahan biayanya. Pendapat
jensen (1986) ini melengkapi pendapat yang diungkapkan oleh brigham dan houtson
(2004) bahwa pada rage tertentu yaitu pada saat marginal benefit lebih besar
daripada marginal cost, profitabilitas meningkat sampai titik tertentu seiring
denagn meningkatnya utang. Akan tetapi, profitabilitas menurun seiring dengan
meningkatnya utang pada saat margianl cost lebih beasr daripada marginal
benefit. Semakin menegaskan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap
rentabilitas ekonomi di koperasi simpan pinjam. Dan koperasi kredit di
kecamatan Buleleng.
Nama/NPM : Nurul Rochmah/25211407
Kelas/tahun :2EB09/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar